Rabu, 04 September 2019

Kisah Nyata Diksar Seminggu di Telaga Tujuh warna

Seminggu di Telaga Tujuh warna

cerita ini berlatar belakang dari kisah nyata komunitas pecinta alam,
pada satu KPA pada tahun 2012 silam.
disini saya sebagai penulis ingin menceritakan kronologi kejadian ganjil yang dialami anak-anak ketika melakukan diksar pendidikan dasar pecinta alam.

ketika jauh-jauh hari sudah direncanakan akan melakukan diksar ditelaga 7 warna,awal nya ragu karena caang yang kali ini kebanyak an perempuan,satu sisi lokasi yang ingin dituju juga jauh dari permukiman warga dikarena kan lokasinya masuk ke dalam hutan belantara,secara anak pecinta alam memang kurang ehem kalo ga ke alam bebas sampai akhirnya hari yang direncanakan telah tiba.

Tersesat.















hari semakin gelap,tapi tak kunjung sampai ke tepi hutan juga.
siti: kenapa lama sekali sampai nya.
eni: iya jalani aja,eh liatin eka dia kan kaki nya terluka
siti: semangat2

pelatih yang lelaki berbisik2 mana jalan nya kok ga nemu-nemu udah dari siang tadi,
ayok semua yang perempuan ditengah,perhatikan sesama

afri: minggir,aku duluan mau naik pohon liat jalan
roden:nih makek kompas
afri:ga guna t kompas ga bisa nunjukin jalan
aduh ga bisa liat jalan nya arah mana semua ketutup sama rumput liar yang menjulang tinggi diantara pepohonan.
roden:ni ada lumut kalo lumutnya berair arah sini kita lewat utara
semua ayok kita lewat sini.

hari sudah mendekati magrib,suara hutan belantara sudah terdengar,hutan yang dilapisi dengan rumput yang menjalar tinggi.

pelatih : gini aja kita cari jalan nya mencar,ayok ada yang jalan ke utara dan ada juga arah ke barat,nanti kalau ketemu jalan kita ketemu dipertengahan pohon tumbang yang ditengah nya lumpur.

eni:sit coba deh kamu liat dari tadi kita liat telaga yang warna ini aja bukan nya ada 7 ya kenapa ini saja yang nampak dari tadi.
siti:oh iya ya,ni juga dari tadi kita lewati rumput liar yang dari tadi selalu ada,kayak jalan nya muter-muter aja kita.

semua sudah ngerasa ada yang salah sampai akhirnya salah satu caang wanita teriak dan kerasukan.
diposisi yang sama tiga sekawan eka eni siti masih bercanda,

eka:siiiittiiii nih belalang
siti:diam marah pucat
eni:sudah lah eka ! siti kan parnok sama belalang
eka:biarin

rika: hoiii kita dari tadi udah disesatkan apa kalian ga ngerasa ada yang aneh,sudah ku bilang jangan begituan tapi kalian ga dengar dan kurang ajar.AKU SESATKAN KALIAN KURANG AJAR.

rika pun langsung tak sadarkan diri dan akhirnya harus digendong.
rika pun selalu ngoceh bilang kalian aku sesatkan ! kalian kurang ajar !sudah ku bilang jangan begituan di tempat ku!!!!!
semua ngerasa takut dan down tapi harus kuat agar tidak ada yang kerasukan lagi,diposisi yang sama rika sadarkan diri dan anak-anak itu di sesatkan kembali sampai akhirnya mengetahui jangan biarkan rika setengah sadar kalau ingin selamat dan keluar dari telaga itu.

Afri:semua jalan sini aku udah liat jalan keluar nya.

dan akhirnya keluarlah mereka dari telaga itu sampai ketemu pondok warga yang berkebun di dekat hutan itu dan mereka menginap disana,,
dimalam hari nya rika msih saja bilang kalian kurang ajar tidak sopan sudah kubilang jangan begitu.akan aku sesatkan kalian.
mereka membacakan ayat kursi Al-Qur'an dan suasana jadi ademan sedikit.
mereka masak mie dan membersihkan diri di air pemandian tak jauh dari pondok itu.
malam-malam mereka  semua tidur untuk beristirahat.

sebenarnya rika itu sadaar cuman dia dikontrol oleh penghuni telaga itu,rika bilang penghuni telaga bentuknya ga karuan seperti siluman,diawal mau masuk ke jalan hutan sudah ada harimau yang ngeliatin mereka semua tapi rika diam saja.
sesetengah sadar rika bilang kalo teman-teman kalian semua jiwa nya masih terkait ditelaga dan sekarang lagi bermain-main ditelaga.padahal mereka semua sudah keluar dari telaga,tapi rika menegaskan lagi kalau mereka masih ditelaga dan akan disesatkan lagi,
diana,rani,eka,dian semua sudah down dan ketakutan dan lemah bisa membuat jiwa mereka ditarik lagi ketelaga itu.
sedangkan siti dan eni masih bisa mengontrol diri biar tidak lemah dan mengawasi teman cewek-cewek yang lain.

kesokan pagi nya mereka bergegas untuk melanjutkan perjalanan,lagi lagi diperjalanan ada yang setengah kerasukan,,rani dan diana dibisiki diajak ketelaga lagi,dan mereka harus berkelahi jiwa agar tidak ditarik lagi.
diwaktu itu juga luka dikaki eka membengkak dan busuk hingga membuat eka down juga,
hampir semua cewek-cewek nangis diperjalanan karena ga kuat di ikuti oleh siluman penghuni telaga yang mengajak mereka kembali ketelaga itu.

semakin lama perjalanan semakin dekat dengan permukiman warga.
dan tibalah mereka di rumah warga dan disuruh mandi,dan mereka dipisahkan semua agar penghuni telaga tidak mengikuti mereka lagi.

afri: eni siti dian kalian mandi diluar sana ,janagn dekat yg lain nanti kena juga
serentak eni siti dian menjawab iya kak dan bergegas mandi.

dan warga membantu sebisa mereka,sedangkan eka kaki nya diobati oleh warga sana agar bisa sembuh karena itu luka yang didapat dari telaga dan bahaya jika tidak dipisahkan,siluman itu bisa mengikut sampai kemana pun eka pergi nantinya.

setelah eni siti dian mandi dan masuk ke rumah warga itu disaat itu lah 2 caang lelaki kerasukan juga oleh penghuni telaga yang marah akibat perbuatan mereka diksar ditelaga kemarin.

kalian kurang ajar tidak sopan sudah ku bilang jangan begitu!

Apa yang kalian lakukan ditempat ku,teriak caang yang kerasukan !!!!
Telaga ini tempat ku



ini lah punca amarah penghuni Telaga kepada anak-anak  yang melakukan diksaršŸ˜² 

antara caang dan pelatih caang ada 15 orang,bilangan ganjil itu ga bagus kata orang2 dulu tapi mereka masih melanjutkan diksar.
setelah sampai ke pos atau kepala desa di tempat ,mereka melaporkan diri akan melaksankan diksar di Telaga itu.

diawal perjalanan masuk ke telaga nuansa nya biasa saja karena masih banyak permukiman penduduk,jalan terus menerus sampai rumah permukiman tak terlihat lagi ditengah-tengah hutan ada bekas rel kereta api yang sangat panjang dan mereka menyusuri rel kereta itu sebagai petunjuk.
banyak pohon-pohon yang sudah tumbang dan kering bahkan seperti hutan belantara yang sudah mati karena terbakar,tak sampai disitu ada juga jalanan yang gelap banyak rumput-rumput liar bergantungan dan sampai akhirnya mereka sampai dilokasi yang memadai untuk melakukan diksar-pendidikan dasar sebagai caang.

sesampai ditempat lokasi nya dekat sama aliran air sungai,dan mereka mulai memasang tenda untk tempat  berteduh karena lelah nya diperjalanan,
dilokasi yang dipilih memang betul-betul ditengah hutan belantara karena disana hanya rerumputan tinggi dan aliran sungai yang hanya bisa dilihat.

dimalam hari pertama mereka mulai melakukan pelatihan calon anggota baru.
caang melakukan perkenalan antar sesama,makan malam ala pecinta alam kemudian mereka puisi dengan tema tentang alam,
ada yang tema batu,bunga mawar dan lain-lain.
terus mereka stand up comedy sampe pelatihnya harus ketawa.
hingga sampai tengah malam dilanjutkan  dengan mata caang semua ditutup untuk melatih keberanian terus kaki dipukul makek sendal swallow ada juga caang yang ditiupin makek asap rokok pelatihnya,ada yang dibisikin,ada yang didekati diam2 seolah2 serasa ada bayangan orang yg lewat,
tapi pada malam itu suasana menjadi lain karena  ngerasa ada yang ganjil  kayak nya ada orang lain yang ikut ngelatih dan itu bukan manusia.
semua caang dipisahkan jauh-jauh sampai ada yang berjalan sampe keluar lokasi diksar karena ada yang menarik,sebagai caang pasti mikirnya itu pelatih yang narik padahal bukan.
pelatih ga bilang sama caang kalo ada caang yang tersesat karena ditarik karena ga mau buat semua orang panik. diksar masih dilanjutkan tetapi posisi caang sudah berdekatan karena ga mau kejadian itu terjadi sama caang yang lain.
sampai akhirnya caang yang ditarik oleh ntah siapa itu pulang sendiri ke posisi awalnya..

diksar malam sudah selesai mereka semua istirahat untuk melanjutkan diksar ke esokkan pagi nya.

pelatih sudah siap-siap semua dan menyiapkan sarapan untk para caang,setelah itu caang  disuruh tiarap direrumputan yang tak jauh dari lokasi tenda.
semua caang tiarap layak nya tentara yang dipenuhi dengan lumpur hitam,rerumputan liar beserta cacing-cacing yang ada di lokasi tiarap itu.cacing2 hingga masuk kebaju muka badan semua kena lumpur hitam.
sampai akhirnya terbentuknya rerumputan itu seperti kubangan hewan liar .
setelah melewati tiarap dilumpur bersama cacing2,caang disuruh mandi dan membersihkan diri dialiran sungai yang tak jauh dari lokasi.

siang telah berlalu semua lanjut ke pelatihan akhir yaitu mengelilingi telaga 7 warna.
satu persatu telaga ditelusuri sampai ketelaga terakhir disana caang kembali tiarap menggunakan tentop di aliran air kawah panas dan banyak nya lobang2 kecil yang mendidih seolah2 memberi tahukan bahwa jalan yang kami injak itu ada kawah besar yang panas.

caang disuruh menyelami air  didalam telaga itu
sampai ke proses akhir yaitu penerimaan anggota baru telah selesai,disana semua merasa gembira berselfie2 bergurau-gurau ,dan seketika itu kaki pelatih eka termasuk kedalam lubang kawah mendidih sampai kepaha nya akhirnya melepuh dan terbakar.
seketika itu semua ngerasa ada yang salah sampai diberi teguran seperti itu dan mulai bergegas untuk melanjutkan perjalanan pulang.

sampai akhirnya mereka pulang kerumah masing-masing
dan mereka mendatangi ahli agar tidak diikuti lagi oleh siluman telaga itu,anggota yang lain sudah terlepas dari ikatan penghuni telaga.tapi sayangnya rika masih saja dikuti dan mereka cari cara mengobati dengan sendiri tapi tidak berhasil,dan akhirnya rika menyerah dan menceritakan semuanya pada ibunya,,dan ibunya membawa rika ke tempat pengobatan dan berhasil.

end
siti:ni kamu ingat ga kita pertama masuk ucapin assalamualaikum ga?
eni:ya allah siti,iya kita semua ga ada yang bilang assalamualaikum diawal memasuki telaga itu
siti:hemmm


kesalahan mereka simple tapi bisa berakhir fatal karena ga permisi memasuki suatu tempat tanpa izin penghuni lain.

Note:
ucapkanlah Asssalmualaikum ketika ingin memasuki suatu tempat apalagi seperti hutan,karena dihutan juga ada makhluk lain yang hidup, jangan takabur dan jagalah ucapan beserta tingkah laku dengan sopan.